• (0370) 7507500
  • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Berita BKD Nusa Tenggara Barat

Mataram (NTB) – Panitia Seleksi (Pansel) Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya Sekretaris Daerah (Sekda) NTB resmi terbentuk setelah keluarnya rekomendasi Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dan SK Gubernur. Pansel mulai membuka pendaftaran selama 14 hari kalender, sejak 17 September – 4 November 2019.

Dalam melakukan penjaringan Sekda NTB, Pansel menjamin tidak akan ada konflik kepentingan. Pansel menegaskan akan benar-benar melakukan seleksi untuk mencari tiga nama yang akan diserahkan ke gubernur.

‘’Tugas Pansel jelas, mencarikan gubernur calon Sekda yang  sesuai rankingnya 1,2 dan 3. Tugas kita sampai di situ. Jadi tidak akan main-main melakukan itu,’’ tegas Ketua Pansel JPT Madya Sekda NTB, Prof. Dr. H. Mansur Afifi dikonfirmasi usai rapat Pansel di Kantor BKD NTB, Senin, 16 September 2019 sore.

Ia menegaskan, Pansel akan melakukan tugas sesuai standar etik dan profesionalisme. Ia menegaskan, Pansel yang berjumlah lima orang anggota tersebut tak punya kepentingan apapun dalam seleksi terbuka Sekda NTB ini.

‘’Ndak ada kaitannya dengan orang yang menjabat. Kami tak punya conflict of interest terhadap  siapapun yang akan menjadi Sekda,’’ tegasnya.

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Mataram (Unram) ini mengatakan, aturan mengenai anggota-anggota Pansel sudah jelas. Anggotanya maksimal sembilan orang dan minimal lima orang. Terdiri dari unsur internal dan eksternal pemerintahan.

Mansur membeberkan instrumen penilaian calon Sekda NTB. Pertama, penilaian persyaratan administratif dengan bobot 20 persen. Akan dilihat kepangkatannya, jika pembina utama (IV/e) skornya 30, pembina utama madya (IV/d) skornya 20 dan pembina utama muda (IV/c) skornya 10.

Kemudian dalam instrumen penilaian ini juga dilihat pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Untuk yang sudah Diklatpim I skornya 20 persen dan Diklatpim II/Fungsional Utama skornya 15. Sementara jika dilihat pendidikan, untuk doktor skornya 20, magister 15 dan sarjana 10.

Pansel juga akan melihat riwayat jabatan calon Sekda. Apabila pernah menduduki 3 jabatan struktural eselon II maka skornya 20, jabatan fungsional tingkat utama 5-9 tahun skornya 15 dan jabatan fungsional tingkat utama 2-4 tahun, skornya 10.

Kedua, instrumen penilaiannya adalah penulisan makalah bobotnya 20 persen. Ketiga, tes kompetensi manajerial/psikologi/assessmen bobotnya 25 persen. Dan terakhir, presentasi dan wawancara bobotnya 35 persen.

Sementara itu, Kepala Sekretariat Pansel JPT Madya Sekda NTB, Drs. H. Fathurrahman, M. Si menjelaskan pendaftaran akan dibuka mulai Selasa, 17 September 2019 pukul 00.00 Wita sampai 4 November mendatang.

Pembentukan Pansel sesuai rekomendasi KASN No. 8-015/KASN/9/2019 tanggal 13 September 2019 perihal rekomendasi rencana seleksi terbuka JPT Madya Sekretaris Daerah NTB. Inti rekomendasi mempesilakan Gubernur menugaskan Pansel untuk melaksanakan seleksi terbuka sesuai ketentuan UU ASN, PP No. 11 Tahun 2017 tentang Manajamen PNS dan Permen PANRB No. 15 Tahun 2019 tentang pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi secara terbuka secara kompetitif di instansi pemerintah.

Menindaklanjuti rekomendasi KASN, gubernur telah membuat SK nama-nama anggota Pansel yang berjumlah 5 orang. Lima orang anggota Pansel berasal dari unsur internal pemerintahan satu orang dan akademisi 4 orang.

Mereka adalah Prof. Dr. H. Mansur Afifi sebagai Ketua Pansel dan Sekretaris, Dr. H. Subhan Abdullah Acim, MA. Sedangkan tiga orang anggota Pansel antara lain Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M. Ag, Dr. Abdullah Acim, MA, Dr. Kaharudin, SH, MH dan  Drs. Hamdani, MM, M.Sc, AK. Satu orang anggota Pansel yang terakhir merupakan Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan. (Nas, Suara Nusa NTB)


Hari ini, tepat tanggal 17 Agustus 2019, seluruh masyarakat Indonesia bersuka cita merayakan peringatan Hari Kemerdekaan ke-74. Tanggal 17 yang ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional di Indonesia dirayakan dengan berbagai cara. Ada yang memperingati Hari Kemerdekaan dengan mengikuti berbagai perlombaan khas 17 Agustusan seperti lomba balap karung, lomba makan kerupuk, lomba balap kelereng, lomba panjat pinang, dan berbagai perlombaan menarik lainnya.

Dibalik dari perayaan Hari Kemerdekaan ini, sebaiknya terlebih dahulu kita harus bersyukur kepada Allah Swt yang telah memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Setelah perjuangan ratusan tahun untuk meraih kemerdekaan yang dilakukan oleh para pahlawan dengan melawan penjajah dari daratan Eropa dan Asia, Hari Kemerdekaan yang dinantikan terjadi juga pada tanggal 17 Agustus 1945. Perjuangan kemerdekaan RI sebetulnya tidak terhenti saat deklarasi kemerdekaan yang dilakukan oleh Soekarno dan Bung Hatta.

Justru setelah itu perjuangan bangsa Indonesia sesungguhnya baru dimulai. Perjuangan untuk menyatukan bangsa Indonesia yang awalnya terpecah-pecah menjadi satu kesatuan Indonesia, dinamika pembentukan pemerintahan awal RI yang berganti-ganti beberapa kali, dan penstabilan kondisi ekonomi dan sosial politik bangsa. Dan akhirnya sampai pada hari kemerdekaan RI yang ke-74 ini.

HUT RI yang jatuh pada 17 Agustus, ibaratnya sangat sakral bagi bangsa ini, Merah Putih pun akan dikibartinggikan sembari diiringi lagu Indonesia Raya dengan khidmat. Hampir disetiap kantor instansi pemerintah/swasta serta sekolah melakukan hal yang sama.

Hal itu dilakukan semata-mata sebagai bentuk penghormatan jasa para pahlawan yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan. Selain itu pula bukti rakyat Indonesia sangat cinta dengan Tanah Airnya.

Lantas bagaimana dengan pejuang kita terdahulu,? Mereka (pejuang) rela mengorbankan harta demi kemerdekaan, apalagi saat ‘menaikkan’ Sang Merah-Putih selama berpuluh tahun, mereka bukan sekedar dalam hitungan menit, seperti saat upacara seperti saat ini.


Qurban berasal dari bahasa Arab, “Qurban” yang berarti dekat. Kurban dalam Islam juga disebut dengan al-udhhiyyah dan adh-dhahiyyah yang berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi ,kerbau dan kambing yang disembelih pada hari raya Idul Adha dan hari-hari tasyriq sebagai bentuk untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Idul Adha merupakan ukuran bagi setiap muslim atas kesediaan dalam berkurban demi pengorbanan dan pengabdian kepada Allah, SWT. Pengorbanan dan pengabdian seorang muslim untuk memperkuat jiwa sosial dan dermawannya. Selain itu untuk melatih dan mengorbankan segala sesuatu yang dimilikinya, bagi keselamatan serta kebahagiaan masyarakat di sekitarnya.
Inilah yang menjadi semangat Karyawan/karyawati Badan Kepegawaian Daerah Provinsi NTB yang setiap tahun melaksanakan penyembelihan hewan kurban yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar dan tenaga honorer/kontrak dan karwayan yang berhak menerimanya.
Pada Idul Adha 1440 H /Tahun 2019 ini pemotongan dan penyaluran daging kurban berupa satu ekor sapi dan dua ekor kambing, yang dilakukan pada hari Minggu, 11 Agustus 2019 setelah Sholat Idul Adha bertempat di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi NTB dilaksanakan oleh sebagian karyawan.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi NTB Drs. H. Fathurrahman, M,Si pada momen ini mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1440 H Mohon Maaf Lahir dan Bathin kepada seluruh masyarakat, seluruh ASN dan juga ucapan terima kasih serta penghargaan kepada seluruh karyawan/karyawati BKD Prov. NTB yang setiap tahun tetap istiqomah melaksanakan penyembelihan hewan qurban dengan menyisihkan sebagian pendapatannya. Semoga dengan berkurban ini, dapat meningkatkan jiwa sosial untuk berbagi dengan sesama, memupuk iman dan taqwa serta mendekatkan diri kita kepada Allah, SWT. (Soel)


© 2024 Badan Kepegawaian Daerah Nusa Tenggara Barat. All Rights Reserved.